Manajemen sistem penyelenggaraan makanan

Kamis, 15 Maret 2012


MSPM
(input,Proses,Output)

Pelayanan gizi rumah sakit :
·         Pelayanan gizi yang disesuaikan dgn keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh.
·         Asuhan Gizi pd pasien rawat jalan dan rawat inap
·         Penyelenggraan makanan
·         Penelitian dan pengembangan gizi.

Tujuan umum PGRS :
terciptanya system pelayanan gizi di RS dgn memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di RS.

Tujuan khusus PGRS :
·         Menegakkan diagnose gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan anamnesis dan antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh/lab.
·         Penyelenggaraan pengkajian dietetic dan pola makan berdasarkan anamnesis diet dan pola makan.
·         Penentuan kebutuhan zat gizi sesuai keadaan pasien
·         Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan, jumlah pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.
·         Penyelanggaraan evaluasi thd preskripsi diit yang diberikan sesuai perubahan keadaan klinik, status gizi dan status laboratorium
·         Penterjemahan preskripsi diit, penyedian dan pengolahan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien.
·         Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetic.
·         Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
·         Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling ttg pentingnya diet pd pasien dan keluarganya.

Penyelenggaraan makanan di RS :
Suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kpd konsumen, dlm rangka pencapaian status kesehatan yg optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Tujuan :
Menyediakan makanan yg kualitasnya baik dan jumlah yg sesuai kebutuhan serta pelayanan yg layak dan memadai bg pasien/klien yg membutuhkannya.
Mekanisme kegiatan penyelenggaraan makanan :
1.       Perencanaan Anggaran Belanja
2.       Perencanaan Menu
3.       Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
4.       Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
5.       Penerimaan Bahan Makanan
6.       Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan
7.       Persiapan BM
8.       Pengolahan BM
9.       Pendistribusian Makanan


1.               Perencanaan Anggaran Belanja :
Kegiatan penyusuanan biaya yg diperlukan utk pengadaan BM bagi pasien yg dilayani.
Tujuan :        Tersedianya anggaran yg diperlukan utk pasien
2.               Perencanaan Menu  :
Suatu kegiatan penyusunan menu yg diolah utk memenuhi selera pasien dan kebutuhan zat gizi yg memenuhi prinsip gizi seimbang.
Tujuan :
Tersedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yg ada di RS, misalnya siklus menu 10 hari.
Prasyarat : Peraturan pemberian makanan RS ; standar porsi dan standar resep ; standar bumbu.
3.               Perhitungan Kebutuhan BM :
Kegiatan penyususnan yg diperlukan utk pengadaan BM
Tujuan :
Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan BM utk pasien dlm 1 tahun anggaran
4.               Pemesanan dan Pembelian BM :
Penyusunan dan permintaan BM berdasarkan menu dan rata-rata jumlah pasien yg dilayani
Tujuan :
Tersedianya daftar pesanan BM sesuai standar atau spesifikasi yg ditetapkan
5.               Penerimaan BM :
Kegiatan yg meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan ttg macam, kualitas dan kuantitas BM yg diterima sesuai dgn pesanan serta spesifikasi yg telah ditetapkan.
Tujuan :        tersdianya BM yg siap utk diolah.
6.               Penyimpanan dan Penyaluran BM
Penyimpanan :          suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara, keamanan BM kering & basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang BM kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.
Tujuan :        tersedianya BM siap pakai dgn kualitas dan kuantitas yg tepat sesuai perencanaan.
Penyaluran :               tata cara pendistribusian BM berdasarkan permintaan harian
Tujuan :        tersedianya BM siap pakai dgn kualitas dan kuantitas yg tepat sesuai dgn pemesanan.
7.               Persiapan BM :
Serangkaian kegiatan dalam penanganan BM, yaitu meliputi berbagai proses seperti membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dll.
Tujuan :        mempersiapkan BM dan bumbu sebelum dilakukan proses pemasakan.
8.               Pengolahan/Pemasakan BM :
Kegiatan mengubah BM mentah menjadi makanan yg siap dimakan, berkualitas dan aman utk dikonsumsi.
Tujuan : Mengurangi resiko kehilangan zat gizi makanan ,Meningkatkan nilai cerna, Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan., Bebas dari organisme dan zat berbahaya
9.               Pendistribusian BM :
Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yg dilayani
Tujuan :        mendapatkan makanan sesuai diet dan ketentuan yg berlaku


sweet love

Sabtu, 03 Maret 2012


 

paint flower


cute wallpaper painting 2



Dietetik Dasar

StandarM akananRumahSakit 
Makanan Biasa
Makanan Lunak
Makanan Saring
Makanan Cair
M akananBiasa Makanan biasa diberikan kepada penderita
yang tidak makanan khusus sehubungan
dengan penyakitnya.
Susunan makanan sama dengan makanan
orang sehat, hanya tidak diperbolehkan
makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan ini cukup energi, protein dan zatzat
gizi lain.
M akananLunak Makanan lunak diberikan kepada penderita
sesudah operasi tertentu dan pada penyakit
infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu
tinggi : 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak
dapat diberikan langsung kepada penderita
atau merupakan perpindahan dari makanan
saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan
tidak mengandung bumbu yang merangsang.
Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat
gizi lain.
M akananSaring Diberikan kepada penderita sesudah mengalami
operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi
saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan
kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran
menelan.
Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat
diberikan langsung kepada penderita atau
merupakan perpindahan dari makanan cair ke
makanan lunak.
Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena
tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi.
Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama
denganmakanan lunak.
M akananCair Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah
operasi tertentu, dalam keadaan mual dan
muntah, dengan kesadaran menurun, dengan
suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut.
Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang
tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa.
Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya
dibatasi selama 1–2 hari saja.
Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang
hijau, sari buah, sirop.
M akananLewatPipa Diberikan kepada penderita yang tidak bisa
makan lewat mulut karena :
Ganguanjiwa,prekoma,kosaeplleuurrmaaspniuphemannucleuortnt,oata-tnoe.tnogtgomroeknaeanlanno,dreaakntsaiaugansneegrsvugodusaaahn, Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan
kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin.
Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa
karet di hidung, lambung atau rektum.
M akananYang DKihbuesruiksanDenganCara Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat,
demam terus menerus, luka bakar hebat,
kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus,
koma dll)
Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut
(nasogastric feeding) hidung lambung
Pemberian makanan melalui gastrostomi dan
jejunostomi makan langsung
kelambung/jejunum melalui pembedahan
Pemberian makanan melalui pembuluh darah
(Intravenous Feeding)/parenteral nutrition
operasi saluran pencernaan, luka parah
STANDAR MAKANAN
KHUSUS
DIET TKTP
DIET RENDAH ENERGI
DIET RG
DIET TINGGI SERAT
DIET RENDAH SISA
DIET PRE – PASCA BEDAH
DIET LUKA BAKAR
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN
DIET PENYAKIT SALURAN CERNA
DIET PENYAKIT HATI DAN KANDUNGAN EMPEDU
DIET JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET GINJAL DAN SALURAN KEMIH
DIET GOUT ARTRITIS
DIET KANKER
DIET HIV/AIDS
DIET DM
FORCE FEEDING
DIBERIKAN PADA PASIEN GANGGUAN
SALURAN CERNA
MAKANAN DALAM BENTUK CAIR
DIET RENDAH SISA
PORSI KECIL TAPI SERING
‘TIDAK MERANGSANG
MENGGUNAKAN PIPA KARET