Tubuh Dehidrasi
Ilustrasi: Kebiasaan kurang minum sebaiknya dihindari karena dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Kurangnya asupan cairan tubuh dapat menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan bahkan kematian. (foto: google)
Kebiasaan kurang minum sebaiknya dihindari karena dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh memicu gangguan kesehatan. Mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal.
Idealnya, tubuh manusia mengandung cairan sebanyak 55-75 persen dari berat tubuh. Artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kilogram, setidaknya mengandung 27-33 kilogram air di dalam tubuhnya.
Berdasar penelitian Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia, kekurangan cairan tubuh sekitar dua persen sudah memicu gangguan kesehatan ringan seperti sulit konsentrasi dan mudah mengantuk. Jika keluhan meningkat seperti sakit kepala menandakan cairan tubuh yang hilang semakin tinggi mencapai 4-5 persen.
Kekurangan cairan tubuh sebanyak 12 persen memicu gangguan kesehatan yang lebih serius seperti mulut sulit mengunyah. Dalam kondisi ini, perlu penanganan medis. Dan, kematian menjadi ancaman saat kekurangan cairan tubuh mencapai 15-25 persen. Manusia diperkirakan hanya mampu bertahan hidup tanpa air selama sepekan.
Ingin hidup lebih sehat? Minumlah air putih minimal enam gelas per hari! Kurangnya asupan cairan tubuh dapat menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan bahkan kematian.
Survei yang digagas Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia terhadap responden di Jakarta Utara dan Bandung Barat menyebutkan, kesadaran akan faedah dan pentingnya air minum bagi tubuh manusia masih sangat rendah, khususnya di kalangan remaja Indonesia.
Ketua Umum Pergizi Pangan, Hardinsyah di Jakarta mengatakan hasil penelitian menunjukkan sekitar 51,1 persen remaja Indonesia minim pengetahuan tentang kegunaan dan pentingnya air minum. Survey dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa yang berdomisili di Jakarta Utara dan Bandung Barat.
"Hanya 35,9 persen remaja yang tahu bahwa sumber air bagi tubuh juga dapat berasal dari makanan atau buah dan 34 persen remaja yang mengetahui kapan tubuh membutuhkan air lebih banyak", ungkap Hardiansyah .
Dikatakan, dari segi perilaku atau kebiasaan air minum, sebanyak 62,1 persen remaja dan 59,8 persen orang dewasa lebih menyukai air putih. Alasannya karena rasa aman, dan kemudahan dalam memperolehnya.
Adapun sumber air minum keluarga di daerah penelitian ini pada umumnya berasal dari air kemasan galon, air ledeng, dan air sumur. Masih berdasarkan penelitian, sekitar 45,3 persen keluarga merasakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan air minum, di antaranya warna air yang kurang bening, beraroma, ketersediaan air serta harga yang semakin meningkat.
"Rata-rata biaya yang dikeluarkan remaja untuk membeli air minum di luar rumah per minggu yakni Rp18.311, sementara pengeluaran orang dewasa Rp22.454, katanya.
Hardiansyah menjelaskan, kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami.
Berikut tiga tanda atau gejala dehidrasi:
Dehidrasi ringan
Gejala: terasa haus, bibir kering, tenggorokan kering, kulit kering dan sakit kepala.
Dehidrasi sedang
Gejala: pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, lemah, urine kental (warna kuning), volume urine sedikit.
Dehidrasi berat
Gejala: kram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, fisik sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan. (fn/vs/km) www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar