pengertian diare-cara pencegahan diare-penyebab diare-epidemiologi diare-kejadian luar biasa diare-Angka Kematian Balita di Indonesia Jauh Menurun-cara penularan diare-penyakit diare-patologi fisiologi

Selasa, 24 Januari 2012

Diare

Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.

Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.

Faktor yang mempengaruhi diare :
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :

1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi

Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja

Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.



Sumber : DITJEN PP&PL

Dirjen P2PL: Angka Kematian Balita di Indonesia Jauh Menurun
Medan - Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan  (Dirjen P2PL) Depkes RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) MARS menyebutkan,  angka kematian balita di Indonesia akibat campak dan polio sudah jauh menurun. Tahun 2007 tercatat 11 ribu jiwa di 2008 menurun 1.000 jiwa.

Hal ini menunjukkan cakupan imunisasi campak dan polio secara nasional sudah bagus. Bahkan sudah mencapai 90 persen dari tingkat kematian balita akibat campak dan polio.

"Kenapa imunisasi campak ini kita digenjot pada sektor penyakit polio dan campak. Karena kita punya komitmen, capaian imunisasi campak dan polio mencapai 90 persen dari tingkat kematian akibat dua jenis penyakit ini," kata Tjandra Yoga Aditrama, saat launcing pelaksanaan Imunisasi Campak dan Polio Tambahan Provinsi Sumut di Lapangan Gajah Mada Medan, Jumat (9/10).

Tjandra mengatakan untuk itu Depkes RI bersama Dinkes Provinsi dan kabupaten/kota memiliki program dukungan untuk menyukseskan target capaian imunisasi secara nasional. Dengan Dinkes kabupaten/kota, maka setiap puskemas diberdayakan untuk melayani warga agar ikut dalam program imunisasi.

"Kita punya semacam program keberlanjutan agar anak-anak di Indonesia bebas polio dan campak melalui imunisasi itu. Itu kita lakukan secara aktif dengan sistem mendatangi ke rumah-rumah warga apabila dalam satu minggu tidak datang ke Posyandu. Target kita sendiri untuk tahun 2009 ini untuk imunisasi sebesar 90 persen akan tercakup," jelasnya.

Di Sumut sendiri, tambah Kadis Kesehatan Sumut dr Chandra Syafei SpOG merasa optimis akan mencapai cakupan imunisasi dengan persentase yang tertinggi yakni sebesar 95% dari seluruh balita yang ada di Sumut. Capaian itu sendiri menurutnya akan dapat diperoleh dengan bantuan kerjasama dari berbagai pihak seperti pusat atau Depkes RI dan lembaga donor lain.

"Kita yakin pasti akan tercapai 95 persen capaian dari target kita sebesar 1,6 juta balita usia 0-59 bulan untuk imunisasi polio dan 1,3 juta balita usia 9-59 bulan untuk imunisasi campak di 16.585 Pos Posyandu dari 28 kabupaten/kota se-Sumut," jelasnya.



Sumber : ANALISA News

0 komentar: