Dapat Pulsa Gratis 2012

Kamis, 26 Januari 2012

Dapat Pulsa Gratis 2012

Hari ini saya mau berbagi pada kalian, ini benar-benar dapat pulsa gratis Rp 5.000,- . Lumayan .. Saya sudah mencoba ternyata hasilnya benar-benar dapat pulsa gratis ke semua operator. Tapi untuk operator Telkomsel agak lama. Ntah mengapa ?

Gimana caranya ? Gampang banget sob.. Cuma bermodal sabar dan terhubung ke internet.. Kalau tidak percaya coba di praktekan dulu.. Siapa tahu hoki berpihakmu..

Langkah-langkahnya :

  1. Kunjungi ke situs unik.co.id
  2. Lihat form registrasi di sebelah kanan, masukkan Nama Lengkapmu, Email yg aktif, No HPmu, dan PIN (hrs 6 angka). Jangan lupa centang "saya setuju dengan syarat dan kondisi UNIK"
  3. Klik tombol BUAT AKUN
  4. Tunggu bentar anda akan menerima SMS dengan KODE KONFIRMASI dari Unik ke Ponsel anda, lalu kode tadi anda masukkan ke kolom yang muncul setelah anda klik tombol Buat Akun tadi.
  5. Sekarang cek email anda, lalu klik link konfirmasi yg dikirim oleh Unik
  6. Simsalabim…. saldo anda sekarang sudah terisi Rp 5.000,-
  7. Setelah itu anda muncul tulisan di bagian header yang isinya kurang lebih “bagikan dan dapatkan Rp 2.500,- lagi“, segera bagikan link Unik ke akun Facebook atau Twitter anda dengan cara Klik Tombol Social Sharing Facebook atau Twitter dan ikuti langkah selanjutnya.
  8. Bila sudah maka secara otomatis website Unik akan melakukan refresh dan saldo anda pun bertambah menjadi Rp 7.500,- dan siap melakukan transaksi untuk pembelian pulsa senilai Voucher Rp. 5000.
Sebenarnya dengan saldo Rp. 5000 saja anda sudah bisa melukan pembelian pulsa, tapi yang nominalnya dibawah Rp. 5000 seperti pulsa AXIS yang Rp. 1000. Kemaren saya sudah coba isi pulsa “Goceng” ke nomor XL saya seharga 7300 memang sedikit lambat masukkan, tapi akhirnya sampai juga kok! Oya.. utk pengisian pulsa AS “Goceng” kyknya lagi KOSONG, soalnya saya sempat coba namun “
GAGAL
” karena voucher tidak tersedia untuk saat itu.  Berlaku sampai :28 Januari 2012


SUMBER : http://monaliasakwati.blogspot.com/

JAPANESE ENCEPHALITIS

JAPANESE ENCEPHALITIS
Definisi
Japanese Encephalitis (JE) adalah suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat (otak) yang mengakibatkan radang otak mendadak yang disebabkan oleh virus JE. Penyakit JE bukanlah penyakit baru, tetapi sudah lama dikenal di Bali. Penelitian di RSUP Sanglah, bulan Oktober 1990 sampai dengan bulan Nopember 1992 dari 49 kasus yang diduga, ternyata 20 kasus (40,8%) positif menderita JE.
 
Untuk dapat berlangsungnya penyakit ini diperlukan adanya vektor penular dan reservoir (sumber infeksi). Yang bertindak sebagai vektor adalah nyamuk jenis culex sedangkan reservoir adalah babi, sapi, kuda, kera, kambing, burung dan lain-lain. Ternak babi mempunyai peran terpenting yang bertindak sebagai satu-satunya induk semang penguat (amplifier host) dari virus JE. Apabila nyamuk dapat menggigit bangsa burung dan hewan yang mengandung virus JE, kemudian menggigit babi maka pada babi jumlah virus akan meningkat secara tajam. Babi menjadi demam dan virus berada dalam sirkulasi darah (viremia).
 
Nyamuk culex dapat berkembang dimana-mana seperti sawah, kolam, air genangan pada kandang dan lain-lain. Nyamuk culex bersifat zoophilik yaitu lebih menyukai binatang sebagai mangsanya daripada manusia sehingga virus JE umumnya menginfeksi binatang. Hanya secara kebetulan saja menginfeksi manusia terutama bila densitas (kepadatan) nyamuk culex meningkat. Penularan penyakit pada manusia terjadi apabila nyamuk yang telah menggigit babi yang sedang viremia kemudian menggigit lagi manusia.

 
Gejala klinik
Penyakit ini dapat mengenai semua umur tetapi umumnya lebih sering menyerang anak-anak. Tidak semua manusia yang digigit nyamuk culex berkembang menjadi encephalitis. Masa tunas (inkubasi) penyakit JE rata-rata 4 – 14 hari. Gejala kliniknya bisa bervariasi tergantung dari berat ringannya kelainan susunan saraf pusat, umur penderita dan lain-lain. Perjalanan penyakit dibedakan menjadi 3 stadium. Pertama, stadium prodromal yang berlangsung 2 – 4 hari. Ditandai dengan panas mendadak, sakit kepala berat yang kadang disertai keluhan mual dan muntah.

Selanjutnya stadium akut selama 4 – 7 hari. Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Akan terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar).
 
Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik. Bila penyakit berat dan berlangsung lama dapat terjadi gejala sisa seperti gangguan mental berupa emosi tidak stabil, lambat berbicara, perubahan kepribadian dan lumpuh sebagian tubuh.

 
Pencegahan
Pencegahan dan pemberantasan JE ditujukan kepada manusia, vektor (nyamuk beserta larvanya) serta reservoir. Pada manusia dengan menghindari diri dari gigitan nyamuk culex. Nyamuk ini menggigit mulai menjelang malam hari sampai besok paginya oleh karena itu perlu mempertimbangkan penggunaan kelambu bila tidur. Dapat pula mempergunakan repellen dalam bentuk cairan/krim atau memakai obat pembasmi nyamuk dalam bentuk gulungan yang menghasilkan asap. Penggunaan vaksin (imunisasi) pada manusia masih dalam tahap penelitian karena biaya untuk melakukan vaksinasi masal cukup mahal.
 
Pembasmian nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan cara konvensional yaitu melakukan penyemprotan dengan insektisida seperti malathion, fenitrothion. Pemberantasan larva dilakukan dengan cara pengaturan pengaliran air (irigasi) di sawah dengan baik atau dapat mempergunakan larvasida. Tentu saja yang paling dianjurkan adalah Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh masyarakat. Ini akan mencegah perkembangbiakan daripada nyamuk.

Tindakan terhadap reservoir yaitu hewan yang menjadi perantara dari virus JE. Peternak-peternak babi hendaknya membuat kontruksi kandang babi sedemikian rupa sehingga mengurangi kesempatan bagi nyamuk untuk datang bersarang. Kebersihan kandang harus tetap terjaga serta kandang harus mempunyai sarana pembuangan air limbah. Lokasi peternakan babi agar dibangun jauh dari pemukiman penduduk.
 

Sumber : DITJEN PP&PL

Vaksin Terbaru Japanese Encephalitis Aman

http://www.infopenyakit.org/images_data/36_2_903_2008_04_08_04_50_40_bakteri-det.jpg
Penelitian terbaru mengatakan jenis vaksin untuk Japanese Encephalitis, sebuah wabah penyakit yang diakibatkan virus yang berkembang di Asia Tenggara dan sebagian Asia Selatan, terbukti aman dan memicu respon kekebalan yang baik melawan patogen.

Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk, dan dapat menyebabkan demam, sakit kepala, leher terasa kaku dan sawan, dan untuk lima kasus yang terjadi bisa berakibat fatal. Tes terhadap vaksin ini dibuat oleh Scottish subsidiary of Intercell AG, sebuah kepala perusahaan Austria, yang telah dites pada 867 orang dewasa di Amerika Serikat, Inggris, dan Austria. Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, respon dari antibodi menjadi dua kali lipat dengan adanya vaksin yang melawan penyakit itu dan efek sampingnya sangat ringan.

The US Centers for Desease Control (CDC) mengatakan sekitar 50.000 kasus Japanese Encephalitis terjadi setiap tahunnya, terutama pada anak-anak di bawah 10 tahun. Serangan penyakit ini di India bagian utara tahun ini menyerang lebih dari 300 jiwa. Sumber alami dari virus ini adalah babi dan burung liar.

Vaksin ini berhasil ditemukan dari otak tikus yang telah terinfeksi dengan virus. Virus itu kemudian terbunuh - dinonaktifkan - dengan menggunakan unsur kimia sebelum ia masuk ke dalam tubuh. Masalahnya, vaksin ini masih mahal, sulit diproduksi, diperlukan tiga dosis dan berhubungan dengan respon alergi yang buruk, tapi ini jarang terjadi.

Beberapa penelitian menegaskan penyeimbangan gelatin pada Babi atau perbaikan protein tikus pada vaksinlah yang menyebabkan semua respon ini. Para peneliti berjanji akan meneliti lebih jauh mengenai resiko dan penggunaannya bagi anak-anak di daerah-daerah yang sudah terkena endemi.

Sebagai alternatif, sebuah vaksin yang dibuat oleh Cina, yang berdasarkan pada pertumbuhan virus di sel-sel hamster, juga sudah semakin banyak digunakan untuk melawan penyakit ini.

Beberapa negara di Asia sudah melisensikan vaksin ini, termasuk Nepal dan India, yang menggunakannya untuk memvaksinasi 30 juta anak pada tahun 2006 dan 2007. Formula dari Cina ini hanya membutuhkan dosis yang lebih sedikit, lebih murah dan labih gampang diproduksi daripada vaksin yang turunan dari tikus.


Sumber : Media Indonesia News

ISPA

ISPA
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang mengenai salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan juga pleura. Penyakit ISPA yang paling menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah pneumonia, karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling banyak (80-90%)menyebabkan kematian khususnya pada balita diantara penyakit ISPA lainnya. Oleh karena itu disini akan difokuskan pada penyakit Pneumonia balita, selain program penanggulangan pandemi flu burung.

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pneumonia adalah adanya batuk disertai kesukaran bernapas seperti napas cepat dan atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

Kriteria napas cepat:
Umur < 2 bulan                    : frekuensi napas ¡Ý 6o kali/menit
Umur 2-12 bulan      : frekuensi napas ¡Ý 50 kali/menit
Umur > 1-5 tahun    : frekuensi napas ¡Ý 40 kali/ menit

Penyebab Pneumonia
Berdasarkan penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di negara berkembang, termasuk di Indonesia bakteri Streptokokus Pneumonia dan Haemofilus Influenzae merupakan bakteri yang merupakan penyebab terbanyak pada kasus Pneumonia.


Cuaca Tidak Menentu Berisiko pada ISPA

http://www.infopenyakit.org/images_data/6_1_460_measles-324-09.jpg
Medan  - Cuaca tidak menentu yang terjadi dalam beberapa pekan ini di Sumut sangat berisiko pada merebaknya penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Chandra Syafei, di Medan, Jumat, mengatakan, penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat, dan sebagian besar disebabkan kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah dan juga dipengaruhi kondisi lingkungan yang tidak bersih.

Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

Faktor utama penyakit ISPA, selain dari daya tahan tubuh, juga karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri dan lingkungannya yakni rajin cuci tangan karena tangan adalah sumber bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

"Pemberantasannya memerlukan kerjasama semua pihak, yakni peran serta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dan kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka kesakitan," katanya.

Ia mengatakan, agar tidak terkena ISPA, mesyarakat harus selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum makan serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang benar-benar bersih.

"Untuk anak-anak juga harus diwaspadai dengan kebersihan makanan yang diperoleh dari jajanan. Istirahat cukup dan hindari bepergian jauh yang tidak diperlukan, juga menjadi faktor pencegahan penyakit yang sering menimpa saluran tenggorokan ini," katanya.

Menurut dia, ISPA terbagi dalam dua jenis yakni pneumonia dan non pneumonia. Untuk jenis pneumonia jika sudah memasuki tahap yang sangat buruk dan tidak ditangani langsung oleh dokter bisa menyebabkan kematian yang gejalanya dapat ditandai dengan demam tinggi dan sesak nafas.

"ISPA bisa menyerang siapa saja tergantung dari daya tahan tubuh. Perilaku hidup bersih dan sehat, serta bagi balita diperhatikan kebersihan lingkungan bisa dikatakan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit itu," katanya.

Sumber : ANTARA News

4 dari 10 Penyakit Penyebab Kematian Dunia Adalah Penyakit Bidang Paru dan Pernafasan

http://www.infopenyakit.org/images_data/6_1_1103_aszxc.jpg
Pagi ini (14 Juli 2011) Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI membuka Kongres Nasional ke XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Bukit Tinggi, yang dihadiri oleh lebih dari 700 orang dokter dari seluruh Indonesia.
Masalah kesehatan paru dan pernapasan memang merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dan juga di Indonesia. Data WHO 2008 yang di update Juni 2011 menunjukkan bahwa dari sekitar 57 juta kematian di dunia dalam setahun terjadi akibat masalah paru.

Demikian paparan yang saya sampaikan pagi ini (14 Juli 2011) saat membuka Kongres Nasional ke XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat yang dihadiri oleh lebih dari 700 orang dokter dari seluruh Indonesia.
 
10 penyebab kematian terpenting dunia adalah :
1. Penyakit Jantung Iskemik, 7.25 juta orang (12,8%)
2. Stroke dan penyakit serebrovaskuler lainnya, 6.15 juta orang (10,8%)
3. Infeksi Saluran Napas Bawah, 3.4 6 juta orang (6,1%)
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), 3.28 juta orang (5,8%)
5. Diare, 2.46 juta orang (4,3%)
6. HIV/AIDS, 1.78 juta orang (3,1%)
7. Kanker paru, 1.39 juta orang (2,4%)
8. Tuberkulosis, 1.34 juta orang (2,4%)
9. Diabetes Mellitus, 1.26 juta orang (2,2%)
10. Kecelakaan Lalu Lintas, 1.21 juta orang (2,1%).

Empat dari 10 penyakit ini adalah tergolong penyakit paru, yaitu No urut 3, 4, ,7 dan 8.
  
Untuk negara kita, setidaknya ada 8 penyakit / masalah kesehatan paru yang kini ada dalam ruang lingkup program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Kementerian Kesehatan RI, artinya merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yaitu :
1. Tuberkulosis
2, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
3. Penyakit Emerging & New Emerging, seperti SARS, Avian Influenza, H1N1 dll
4. Asma Bronkial
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
6. Kanker Paru
7. Polusi Udara dan Climate Change
8. Penanggulangan Masalah Merokok.

Selain itu, beberapa penyakit yang punya aspek kesehatan masyarakat di negara kita juga punya dampak di paru, seperti Legionella, Anthrax dll.

Prof. Tjandra juga menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan berharap Kongres Nasional profesi kedokteran seperti ini dapat menghasilkan sedikitnya 2 hal, yaitu :
1. Mampu meningkatkan pengetahuan, profesionalisme dan kompetensi para dokter dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing2.
2. Mampu mememelihara dan meningkatkan komitmen serta menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam peningkatan peran serta para dokter untuk meningkatkan derajat kesehatan mayarakat  dalam bidang ilmu sesuai spesialisasinya masing2.

Sumber : SUBDIT SURVEILANS & RESPON KLB DITJEN PP DAN PL

HEPATITIS

HEPATITIS


Definisi
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).

Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

Hepatitis B
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.

Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat Anda teruskan kepada saudara ataupun teman Anda.

Mencegah Kanker Hati
KANKER hati merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia. Kanker ini dihubungkan dengan infeksi Hepatitis B atau Hepatitis C. Artinya pada umumnya penderita kanker hati pernah terinfeksi Hepatitis B atau C.

Penyakit Hepatitis B dan Hepatitis C sering dialami penduduk Indonesia. Kedua penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah.
Pada umumnya dewasa ini di negeri kita transfusi darah sudah aman, darah yang akan diberikan diskrining Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV.
Dengan demikian kemungkinan penularan Hepatitis dan HIV melalui transfusi darah sudah menjadi kecil. Gejala penyakit Hepatitis, virus biasanya dimulai dengan demam, pegal otot, mual, mata menjadi kuning, dan air seni berwarna kemerahan seperti air teh. Namun, tidak semua orang mengalami gejala seperti itu.

Gejala Hepatitis C biasanya lebih ringan dibandingkan dengan Hepatitis A atau B. Setelah terserang Hepatitis A pada umumnya penderita sembuh secara sempurna, tidak ada yang menjadi kronik. Hepatitis B juga sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati.
Pada Hepatitis C penderita yang menjadi kronik jauh lebih banyak. Sebagian penderita Hepatitis C kronik akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati. Begitu pula pada penderita Hepatitis C hanya sebagian yang menjadi kanker hati. Biasanya diperlukan waktu 17 sampai dengan 20 tahun seorang yang menderita Hepatitis C untuk berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati.

Sekarang memang ada obat baru untuk Hepatitis B yang disebut lamivudin. Obat ini berupa tablet yang dimakan sekali sehari. Sedangkan jika diperlukan pengobatan untuk Hepatitis C tersedia obat Interferon (suntikan) dan Ribavirin (kapsul). Namun penggunaan obat-obat tersebut memerlukan pengawasan dokter.

Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan anti HBs positif berarti Anda pernah terinfeksi virus Hepatitis B, namun virus tersebut sudah tidak ada lagi dalam darah Anda (HbsAg negatif). Itu bahkan menunjukkan bahwa Anda sekarang sudah mempunyai kekebalan terhadap Hepatitis B (anti HBs positif). Karena itu selama kadar antibodi anti HBs Anda tinggi, maka Anda tak perlu lagi divaksinasi. Imunisasi Hepatitis B dapat dimulai sejak bayi.

Anti HCV negatif artinya Anda belum pernah terinfeksi Hepatitis C. Sampai sekarang ini belum ada vaksin untuk Hepatitis C sehingga Anda dianjurkan agar berhati-hati sehingga tidak tertular Hepatitis C. Jadi hindari kontak dengan cairan tubuh orang lain. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hati adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Ini telah dibuktikan di banyak negara. Ternyata, negara-negara yang mempunyai program imunisasi Hepatitis B yang baik kekerapan kanker hati menurun dengan nyata. Mudah-mudahan masyarakat kitapun peduli terhadap imunisasi Hepatitis B ini.


Sumber : RSPI
LAPORAN HEPATITIS C TAHUN 2010

http://www.infopenyakit.org/images_data/35_2_690_HEP%20C.JPG
Hepatitis C adalah suatu penyakit infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C dan merupakan penyakit infeksi menular yang sering kali tidak bergejala (silent killer).

Estimasi prevalensi penyakit Hepatitis C di dunia sebesar 3% atau sekitar 170 orang dan perkiraan di Indonesia penderita Hepatitis C sekita 7,5 juta orang. Kasus baru Hepatitis C setiap tahun diperkirakan 315.000 kasus. Komplikasi jangka panjang Hepatitis C adalah Sirosis Hati hingga kematian.

Data Hepatitis C global memberikan gambaran bahwa Hepatitis C sudah harus mendapat perhatian penyedia layanan kesehatan untuk pengendaliannya.

Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai data Hepatitis C yang memadai dan selalu terbarukan. Untuk itu telah dimulai upaya pengembangan surveilans penyakit Hepatitis C pada bulan Oktober tahun 2007 dengan melibatkan unit-unit pengumpul data yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta (53 unit), UTD (47 unit), Laboratorium Kesehatan Pemerintah dan swasta (27 unit). Pengumpulan data dilaksanakan berbasis web yang mana data dientri langsung oleh unit pengumpul data dan dikirimkan ke server pusat di Ditjen PP dan PL menggunakan koneksi internet. Hasil pendataan ini akan menjadi bahan dalam rangka pengembangan surveilans Hepatitis C di Indonesia.


Sumber : SUBDIT KLB DITJEN PPPL
KASUS HEPATITIS B KERAP TIDAK TERDETEKSI

http://www.infopenyakit.org/images_data/35_2_876_1116586620X310.jpg
Jakarta - Sekitar 70 persen kasus hepatitis B virus dan menahun luput dari diagnosis. Akibatnya, penyakit itu berisiko menjadi penyakit hati menahun dan tidak mendapatkan pengobatan.

Hepatitis virus merupakan peradangan hati yang diakibatkan oleh virus. Jenis penyakit hepatitis virus B dan C termasuk yang paling sering muncul dan merupakan penyebab utama kanker hati dan transplantasi hati.

Hepatitis B merupakan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 350 juta orang di dunia terinfeksi virus itu.

”Hepatitis B virus yang tidak mendapatkan pengobatan itu dapat menjadi penyakit hepatitis menahun, kanker hati, dan sirosis hati,” ujar Prof H Ali Sulaiman dari Klinik Hati di sela-sela kegiatan simposium bertema ”Hepatitis Virus dan Penyakit Hati”, Rabu (12/1/2011). Simposium itu diikuti 500 dokter puskesmas di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Banyak ditemukan

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, kasus hepatitis virus banyak ditemukan dalam praktik klinik sehari-hari. Namun, biasanya pasien sudah datang dalam kondisi lanjut karena terlambatnya diagnosis. Penyebab keterlambatan itu antara lain karena penyakit tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang jelas.

Penyakit itu biasanya luput dari diagnosis oleh dokter karena perjalanan penyakit tidak nyata dan penderita kerap tidak merasakan atau menyadarinya.

Di Jakarta sudah sekitar 1.000 dokter puskesmas dilatih dengan harapan mereka dapat mengenali hepatitis B, melakukan deteksi dini, dan merujuk ke layanan rumah sakit jika tidak bisa diobati di puskesmas. Jika ternyata hepatitis yang diderita seseorang berkembang menjadi sirosis atau kanker hati, pengobatan akan sangat mahal.

Deteksi dini juga penting agar tidak terjadi penularan dari orang dewasa ke orang dewasa lain melalui kontak darah atau dari ibu ke bayi yang akan dilahirkannya.

Ali mengatakan, tindakan preventif yang tak kalah penting ialah vaksinasi hepatitis B. Infeksi hepatitis B saat dewasa kemungkinan berkembang menjadi penyakit hati menahun, sirosis, atau kanker hati sekitar 5 persen. Sebaliknya, infeksi virus hepatitis B yang terjadi saat lahir, risiko menjadi parah sekitar 95 persen. ”Oleh karena itu, cakupan vaksinasi hepatitis B bagi bayi sangat penting. Hepatitis C belum ada vaksinasinya,” ujarnya.

Sumber : Kompas News

2 Milyar Penduduk Dunia Pernah Terinfeksi Oleh Virus Hepatitis B

http://www.infopenyakit.org/images_data/35_2_1086_70931_100000657512568_1134162_n.jpg
Dalam rangka rangkaian kegiatan "Hari Hepatitis Sedunia" maka pagi ini (12 Juli) 2011 Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI memberi key note speach pada dua pertemuan ilmiah. Yang pertama adalah workshop “Pencegahan Hepatitis di kalangan Pekerja Kesehatan”  yang diselenggarakan di RSCM oleh Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) & Pokja Hepatitis Kementerian Kesehatan, serta yang ke dua acara Roche Fair yang diselenggarakan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDsPatKlin) di Balai Kartini Jakarta. Kedua acara ini merupakan salah satu bentuk nyata dari kemitraan kalangan profesi kesehatan, Kementerian Kesehatan dan dunia usaha yang bertujuan meningkatkan pengetahuan kalangan kesehatan kita.

Penyakit Hepatitis sendiri memang merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Data-data menunjukkan bahwa di dunia :
    2 milyar penduduk dunia pernah terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (HBV)
§
    Sekitar 400 juta orang pengidap kronik hepatitis di dunia
§
    Sekitar 250,000 orang pengidap kronik meninggal setiap tahun akibat Sirosis Hati dan Kanker Hati di dunia
§
    170 juta penduduk dunia pengidap Virus Hepatitis C (HCV).
§ Diperkirakan 350.000 orang di dunia meninggal akibat komplikasi dari Hepatitis C

Pada sidang WHA (World Health Assembly) ke 63 di Geneva, tanggal 20 Mei 2010, delegasi Indonesia yang diketuai oleh Ibu Menteri Kesehatan RI dan saya menjadi Alternate Head of Delegation,  telah berhasil menjadi sponsor utama bersama Brazil dalam menggolkan resolusi mengenai Hepatitis virus.

Ada dua hal penting dalam resolusi tersebut. Pertama, Hepatitis virus merupakan agenda prioritas WHO dan kedua, ditetapkannya tanggal 28 juli sebagai hari Hepatitis Sedunia. Inti dari dari resolusi tersebut adalah menyerukan semua negara di dunia supaya melakukan penanganan Hepatitis B secara komprehensif, dari pencegahan sampai pengobatan dan meliputi berbagai aspek termasuk surveilans dan penelitian. Penetapan hari Hepatitis Sedunia dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kepedulian masyarakat terhadap Hepatitis virus disemua negara di dunia, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat.

Tahun ini Indonesia memperingati Hari Hepatitis Sedunia ke-2 dengan  tema :
“SAATNYA LAWAN HEPATITIS”
Sub  tema : -  Ketahui, cegah dan obati
                     -  Hepatitis penyebab Kanker Hati dapat menyerang setiap orang

Tema ini diambil dari World Hepatitis Alliance (WHA) 2011 yaitu “This is Hepatitis” dengan sub temanya : Know it. Confront it. Hepatitis affects everyone, everywhere.

Hepatitis B dapat ditularkan melalui jalur transmisi vertikal yaitu dari ibu kepada anak yang dilahirkan maupun jalur horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, jarum untuk tattoo yang tidak steril, hubungan seksual dan lain lain. Untuk memutus rantai penularan tersebut maka Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan antara lain melalui :
Imunisasi Hepatitis B· yang diberikan pada semua bayi, tanpa memandang status HBsAg ibu. Imunisasi Hepatitis B telah diintegrasikan dalam Program Imunisasi Nasional sejak tahun 1997 sesudah uji coba di pulau Lombok selama 4 tahun dari tahun 1986-1990, sedangkan program imunisasi Hepatitis B untuk bayi baru lahir diberikan sejak tahun 2003. Imunisasi hepatitis pada seluruh bayi ini diberikan secara cuma-cuma, dan merupakan salah satu prioritas program imunisasi di Indonesia.

Penapisan darah donor yang dilaksanakan oleh PMI sejak tahun 1992·
    ▪  Surveilans Hepatitis C yang dilaksanakan sejak 1 Oktober 2007 sampai 15 Juni 2010 pada 21 Provinsi (53 RS Pemerintah dan Swasta, 47 Laboratorium Pemerintah dan Swasta, 27 Unit Transfusi Darah)  didapatkan 17.777 penderita.
      ▪  Penyusunan Pedoman Pengendalian Hepatitis B (tahun 2011)
      ▪  Kajian Pengendalian Hepatitis B di DKI Jakarta (tahun 2012)

Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg positif sebesar 9.4%, ini menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi (>8%). Kita tentu memerlukan langkah-langkah terobosan untuk menekan angka tersebut. Salah satu cara adalah dengan pemberian catch-up immunization pada kelompok remaja dan dewasa. Pemberian imunisasi pada kelompok ini perlu didahului dengan skrining serologi untuk menghindari pemberian imunisasi yang tidak diperlukan. Resolusi WHA (World Health Assembly) 2010 memprioritaskan pemberian imunisasi pada kelompok ini, untuk  pekerja kesehatan dan kelompok rentan.

Di Indonesia, Pemerintah belum memasukkan program imunisasi bagi kelompok remaja dan dewasa dalam program imunisasi nasional, artinya belum diberikan secara cuma-cuma. Tetapi, vaksin nya sudah tersedia dan masyarakat yang memerlukan, sesuai kriteria skrining seperti misalnya Anti HbS (-) dan, HbsAG juga (-), apalagi jika tergolong kelompok rentan seperti petugas kesehatan dll, dapat menggunakannya.    Beberapa kelompok pekerja, pekerja kesehatan dll, kini sudah menerima imunisasi hepatits dewasa ini, a.l dengan kerjasama dengan pihak asuransi kesehatan atau kebijakan perusahaan tempat kerjanya.

Peringatan Hari Hepatitis Sedunia dapat digunakan untuk menyamakan persepsi dan menyusun langkah-langkah strategis dalam upaya pencegahan Hepatitis.

Sumber : SUBDIT SURVEILANS & RESPON KLB DITJEN P2PL